zamandahulu.com-JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Elnino M Husein Mohi mengkritisi hasil seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2021 karena tidak berpihak kepada guru honorer.
Terutama guru honorer usia tua yang sudah lama mengabdi. "Pengumuman hasil seleksi guru PPPK tahap pertama dan kedua akhirnya blunder," tulis Elnino melalui layanan pesan pada Senin (20/12).
Legislator Fraksi Partai Gerindra itu mengatakan rekrutmen PPPK 2021 memiliki niat mulia demi mengangkat derajat para guru honorer.
Namun, sebagian guru honorer justru kesulitan untuk bisa lolos pada seleksi PPPK. Hal itu disebabkan faktor umur, kemampuan pribadi tentang komputerisasi, hingga tidak terbiasa dengan soal-soal yang diujikan.
Elnino juga menyoroti minimnya afirmasi atau nilai tambahan bagi guru honorer berusia di atas 35 tahun peserta seleksi PPPK. "Dalam rekrutmen PPPK tahap I dan II, afirmasi itu diberikan oleh negara sangat minim, sehingga para guru honorer itu kalah bersaing dengan anak muda," ungkap Elnino.
Legislator Daerah Pemilihan Gorontalo itu mengatakan para guru honorer yang sudah mengabdi belasan, bahkan puluhan tahun, mestinya bisa diangkat menjadi PPPK tanpa tes.
Toh, kata dia, para guru honorer sudah berpengalaman mendidik murid. "Kalau pun tetap harus tes seperti kemauan Kemendikbud, afirmasi terhadap mereka (guru honorer, red) semestinya lebih besar, yang memperbesar peluang mereka lulus tes," ujar Elnino. Kalangan honorer menyoroti hasil seleksi PPPK guru tahap II. Mereka sudah memprediksi bahwa guru swasta dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) akan mendominasi kelulusan.
"Terbukti, kan, yang banyak lulus guru swasta dan lulusan PPG," kata Ketua Umum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI), Heti Kustrianingsih kepada JPNN.com, Jumat (17/12). Heti merupakan guru honorer asal Kota Cilegon yang harus gagal untuk kedua kalinya dalam seleksi PPPK Guru. Dirinya memang lulus passing grade, tetapi Heti tidak mendapatkan formasi. Dia tersingkir oleh guru-guru bersertifikasi pendidik (berserdik). "Makanya saya enggak mau lihat hasil seleksinya, ya, karena itu. Sudah ketahuan dari awal akan kalah telak," ujarnya.
